Khutbah Jum'at - Kerinduan kepada Allah
Kerinduan kepada Allah
oleh: Bima Krisna Aji
Khutbah Pertama: Hakikat Kerinduan Kepada Allah
Rindu Berjumpa dengan Allah adalah sebaik-baik perkara
وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءٍ مُضِرَّةٍ وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ،
Dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan bertemu dengan-Mu, bukan dalam kesusahan yang membinasakan dan cobaan yang menyesatkan,
Ibnul Qayyim dan Ibu Rojab: Ini adalah sebaik-baik hal yang dimiliki oleh seseorang.
Merupakan Sifat Para Nabi dan Shalihin
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan sebuah ungkapan kepada para sahabat:
إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ اللَّهِ
"Sesungguhnya Allah telah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Kemudian hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah."
Mendengar hal tersebut Abu Bakar menangis, karena beliau mengetahui bahwa yang dimaksud adalah Nabi shallallu ‘alaihi wa sallam.
Renungan: Nabi shallallu ‘alaihi wa sallam lebih memilih apa yang ada di sisi Allah, bukan dunia karena beliau sangat rindu untuk berjumpa dengan Allah. Beliau tidak mau untuk berlama-lama di dunia ini
Saat Nabi menghadapi sakaratul maut beliau pun berdoa:
اللهم الرفيق الأعلى
“Ya Allah saya memohon kepadamu surga yang tinggi”
Renungan: Semakin tinggi surga, maka semakin dekat seorang hamba dengan Allah. Kedekatan tempat adalah harapan bagi para pecinta dan perindu.
Nabi Musa ketika diperintahkan untuk mendatangi bukit Thur maka beliau bersegera dan Allah bertanya kepada Nabi Musa:
وَمَا أَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يَا مُوسَى (83)
Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?
Maka Nabi Musa menjawab
… وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى (84)
"...dan aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhanku, agar Engkau rida (kepadaku).”
Renungan: Bergegasnya Nabi Musa adalah untuk mencari ridho Allah. Bergegas untuk mematuhi dan menjalankan perintah dzat yang dia rindukan perjumpaan dengannya.
Sebagian sahabat ada yang menjelang kematiannya di medan pertempuran sementara kepala dan wajahnya bercucuran darah, dia berkata:
فزتُ وربّ الكعبة
“Aku Telah beruntung, demi Rabb pemilik Ka’bah”
Renungan: Padahal darah berkucuran, barang kali rasa sakit telah memuncak pada sosok sahabat ini. Kecintaan dan kerinduan kepada Allah membuat rasa sakit dan penderitaan ini terasa ringan. Berlinangnya darah tak membuatnya merasa merugi, dia merasa beruntung karena sebentar lagi dia akan menemui dzat yang dia rindukan.
Memandang Wajah Allah adalah kenikmatan tertinggi di surga
Allah ta’ala berfirman :
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (QS Yunus : 26).
Dan makna TAMBAHAN yang akan diberikan oleh Allah kepada ahli surga adalah kenikmatan berupa memandang wajah Allah ta’ala
“Dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala Berfirman: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)?
Maka mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?
Maka (pada waktu itu) Allah Membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai daripada melihat (wajah) Allah Ta’ala”. (HR Muslim : 181).
Khutbah Kedua: Cara Menumbuhkan Kerinduan Kepada Allah.
Mengenal Allah.
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
"Barangsiapa Mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya, sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya."
Merenungkan Banyaknya Kenikmatan yang Allah Berikan
Dalam Surat Ibrahim ayat 34 Allah berfirman:
وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.”
Di Tafsir Ibnu Katsir disebutkan: Sebagian salaf mengatakan:
من كل ما سألتموه وما لم تسألوه .
“Dialah Allah yang memberikan setiap hal yang kamu minta dan hal yang tidak kamu minta”
Semakin kita merenungkan betapa banyak kebaikan yang Allah berikan kepada kita maka semakin besar pula keinginan kita untuk berjumpa dengan Allah. Tidakkah kita ingin berjumpa dengan zat yang senantiasa mengurus kita.?
Betapapun kemaksiatan yang kita lakukan maka Allah tetap memberikan kepada kita banyak kebaikan. Betapapun kita tidak pandai bersyukur Allah tetap mengurus dan memberikan segala anugerahnya kepada kita.
Bertakwa Kepada Allah: Menjauhi Kemaksiatan
Rasa rindu berjumpa kepada Allah hanyalah dimiliki oleh mereka orang-orang yang bertakwa kepada Allah. Wali-wali Allah karena kerinduannya untuk berjumpa dengan Allah maka mereka tidak memiliki rasa takut terhadap kematian.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Rojab terhadap tafsir surat Al-Jumu’ah ayat 6:
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓا۟ إِن زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُا۟ ٱلْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
“Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.
Ayat ini menunjukkan bahwa wali-wali Allah tidak takut dengan kematian.
Adapun yang takut terhadap kematian adalah mereka para pendosa
وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُۥٓ أَبَدًۢا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۚ
Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. (Al-Jumu’ah: 7)
Sebagian salaf mengatakan:
ما يكره المَوتَ إِلَّا مُريب.
"Tidaklah kebencian terhadap kematian itu menimpa kecuali kepada orang yang ragu akan kehidupan akhirat."
Yogyakarta, Wisma Fathul Bari
Jum'at, 16 Safar 1445/1 September 2023
Komentar
Posting Komentar